Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

CONTOH PTK



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Rendahnya mutu pendidikan berkaitan erat dengan rendahnya motivasi siswa dalam belajar. Banyak terjadi Siswa SD yang kurang menguasai materi pelajaran karena mereka mengantuk saat belajar. Hal ini disebabkan  kurang efektifnya strategi pembelajaran yang diterapkan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar terlalu didominasi oleh kegiatan yang bersifat hafalan.
Sebagai akibatnya pemahaman siswa SD terhadap isi pelajaran sangat rendah. Menurut
Hudojo peran guru sebagai pemberi ilmu sudah saatnya berubah menjadi fasilitator dan motivator sehingga siswa dapat mengontruksi pengetahuan dirinya. Untuk itu diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang tidak mengharuskan siswa menghafal, tetapi stratgi yang mendorong siswa mengontrol sendiri pengetahuannya melalui pembelajaran Kooperative (cooperative learning). Cooperative Learning adalah suatu pendekatan pengajaran melalui kelompok kecil siswa untuk saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan.
Pembelajaran volum kubus sangat penting dipelajari siswa, karena banyak berkaitan dalam lingkungan kehidupan sehari-hari. Dengan pembelajaran cooperative learning siswa dapat daling berinteraksi dan saling bekerjasama.
Berdasarkan pengalaman penulis dalam melaksanakan proses pembelajaran Matematika Kelas V SDN IV Besuki, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, khususnya untuk materi volum kubus sebagian besar hasil siswa kurang maximal.
Atas dasar uraian di atas penulis merasa perlu melakukan perbaikan proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Jigsaw. Dengan metode ini sangat cocok untuk strategi pembelajaran kooperatif.


B.     Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah,, identifikasi dan analisis masalah dalam proses pembelajaran penulis dapat merumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana peningkatan aktivitas belajar Matematika tentang volum kubus siswa kelas V SDN IV Besuki, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung melalui metode Jigsaw ?
2.      Bagaimana peningkatan hasil belajar Matematika tentang volum kubus siswa kelas V SDN IV Besuki, Kec. Besuki, Kab. Tulungagung dengan metode Jigsaw ?

C.    Tujuan Perbaikan
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut :
1.      Untuk meningkatkan aktivitas belajar Matematika tentang volum kubus siswa kelas V SDN IV Besuki, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung dengan menggunakan matode Jigsaw.
2.      Untuk meningkatkan hasil belajar Matematika tentang volum kubus kelas V SDN IV Besuki, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung melalui penerapan metode Jigsaw.

D.    Manfaat Perbaikan
Dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
1.      Siswa
a.       Dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri atau mampu meningkatkan kemampuan diri siswa.
b.      Dapat terhindar dari sifat behaviorisme, terutama yang berhubungan dengan materi.



 
2.      Guru
a.       Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
b.      Dapat mengefektifkan pembelajaran yang selama ini kurang maximal.

3.      Sekolah
a.       Hasil penelitian ini dapat digunakan dasar pengambilan kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran siswa Sekolah Dasar



 
BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.    Strategi Kooperatif
Strategi Pembelajaran memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar.
1.      Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Manusia memilki derajat potensi, latar belakang, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan manusia dapat saling mencerdaskan. Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Manusia adalah makhuk individual, berbeda satu dengan satu yang lain. Karena sifatnya yang individual sehingga manusia yang satu membutuhkan manusia yang lainnya sehingga manusia harus menjadi makhluk sosial. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang saling menyayangi.
Perbedaan antar manusia yang tidak terkelola secara baik dapat menimbulkan kesalah pahaman antar sesama. Agar manusia terhindar dari kesalah pahaman maka diperlukan interaksi. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat.

2.      Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran suatu sistem yang ada didalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya :
a.       Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang lebih baik.
b.      Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya guru, tetapi juga dengan siswa lain. Interaksi semacam itu memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi. Interaksi semacam itu sangat penting karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari sesamanya.
c.       Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi
Dalam pembelajaran kooperatif ketrampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja di ajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga dari sesama siswa.

3.      Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menurut guru untuk berperan relatif berbeda dari pembelajaran tradisional. Berbagai peran guru dalam pembelajaran kooperatif tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
a.       Merumuskan tujuan pembelajaran
b.      Menentukan jumlah anggota dalam kelompok belajar.
c.       Menentukan tempat duduk siswa
d.      Merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif
e.       Menentukan peran siswa untuk menunjang saling ketergantungan positif
f.       Menjelaskan tugas akademik, misalnya :
·         Menyusun tugas sehingga siswa dapat jelas mengenai tugas tersebut.
·         Menjelaskan tujuan belajar dan mengaitkannya dengan pengalaman siswa.
·         Menjelaskan berbagai konsep atau pengertian, prosedur yang harus diikuti para siswa.
·         Mengajukan berbagai pertanyaan khusus untuk mengetahui pemahaman siswa.
g.      Menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan bekerja sama.
h.      Menyusun kerja sama antar kelompok.
i.        Memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas.
j.        Menilai kualitas kerjasama antar anggota kelompok.

B.     Volum Kubus
Matematika adalah ilmu bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai lapangan. Matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang digunakan banyak ilmu pengetahuan lain. Matematika secara garis besar dibagi menjadi 4 bagian, yaitu Aritmatika, Aljabar, Geometri, dan Analisis. Materi volum kubus termasuk jenis ruang yang merupakan bagian matematika geometri yang diajarkan di kelas V.

C.    Pembelajaran Materi Volum Kubus dengan Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif , tugas guru adalah membagi anak menjadi beberapa kelompok kecil yang anggotanya 3 sampai 6 anak, bahan disajikan dalam bentuk teks yang sama. Jadi siswa tidak berbagi dalam menyelesaikan masalah yangn berbeda, sehingga siswa dapat menyelesaikan tugas secara kelompok ataupun individu.

 



BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN


A.    Subyek Penelitian
a.      Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN IV Besuki yang berada di wilayah Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai tanggal 26 oktober 2011 s/d tanggal 07 November 2011.

b.      Mata Pelajaran
Dalam penelitian ini, mata pelajaran yang dipilih adalah Matematika Kelas V SD. Standar kompetensi yang dipililh yaitu menghitung volum kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. Sedangkan kompetensi dasar yang dipilih yaitu menghitung volum kubus.

c.       Kelas
Subyek penelitian adalah siswa Kelas V SDN IV Besuki, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012.

d.      Karakteristik siswa
Siswa Kelas V SDN IV Besuki berjumlah 18 anak. Siswa perempuan berjumlah 10 siswa. Sebagian besar siswa kelas V berasal dari keluarga berlatar belakang pendidikan yang rendah, dengan tingkat ekonomi keluarga yang cukup bahkan berkurang. Keadaan tersebut sangat mempengaruhi pembelajaran yang telah direncanakan.

Metode yang digunakan guru dalam belajar mengajar matematika adalah metode ceramah saja dengan menggunakan media berupa buku paket bagi siswa yang disediakan dari sekolah. Guru yang hanya menggunakan metode ceramah saja dan media yang kurang menarik membuat siswa kelas V pada mata pelajaran matematika kurang berminat untuk mengikuti pelajaran tersebut. Siswa malas bukan takut mengerjakan tugas yang diberikan guru.

B.     Deskripsi Per siklus
Penelitian ini dibagi dalam 2 siklus yang disesuaikan dengan alokasi waktu dan kompetensi dasar yang hendak dicapai, masing-masing siklus terdiri dari 4 langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Secara operasional prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang diterapkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
Siklus Pertama (1)
Kegiatan yang dilakukan pada siklus ini meliputi :
a.      Tahap Perencanaan Tindakan
Penelitian merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian, beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media kubus dan lembar observasi.

b.      Tahap Pelaksanaan Tindakan
Sebelum melakukan strategi kooperatif, siswa diajak untuk menggunakan strategi kooperatif dengan menggunakan media kubus dalam belajar amtematika. Selain itu, siswa diberi motivasi dengan memberikan pertanyaan bercongak tentang kubus. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai. Kemudian guru menjelaskan kembali konsep dasar volum kubus, menjelaskan tahap-tahap menyelesaiakan soal yang berkaitan dengan kubus. Siswa menyelesaikan soal latihan, kemudian siswa menulis jawaban dipapan tulis. Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran. Setelah itu guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.

c.       Tahap Observasi
Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan penggunaan media kubus oleh guru pengajar (peneliti). Bersama teman sejawat guru membuat catatan kecil hasil pengamatan dikelas tentang proses berlangsungnya pembelajaran dan mengisi format untuk mengamati aktivitas siswa, yang meliputi (1) berani bertanya, (2) berani mengemukakan pendapat, dan                           (3) berani mempertanyakan gagasan.

d.      Tahap Refleksi
Dalam tahap ini penulis bersama teman sejawat melakukan analisis terhadap hasil-hasil yang telah dicapai, masalah / kesulitan dan dampak perbaikan pembelajaran terhadap guru dan siswa pada siklus pertama. Tahap refleksi ini meliputi elaborasi terhadap hasil evaluasi pada tahap observasi dan hasilnya dijadikan sebagai rancangan tindakan pada siklus kedua.

Siklus Kedua (2)
Tahap-tahap pada siklus II ini sama dengan tahap-tahap pada siklus I, hanya saja dari hasil siklus I digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan siklus II. Hal ini mengandung maksud bahwa, setelah dilaksanakan refleksi maka akan diketahui apa saja kelemahan dari pelaksanaan siklus I sehingga dapat dilakukan perbaikan pada siklus II. Hasil pada siklus II ini tidak digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya, ini dikarenakan siklus dalam penelitian ini hanya sampai siklus II. Hasil dari pelaksanaan tindakan pada siklus II ini digunakan sebagai bahan untuk membuat kesimpulan dari penelitian tindakan ini.




 
C.    Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) soal uji kompetensi, (2) lembar obsevasi pemantauan aktivitas siswa ketika mengikuti kegiatan.
1.      Soal uji kompetensi
Pada tahap awal, soal uji kompetensi dibuat oleh guru berdasarkan metode yang sudah diajarkan dalam satu kompetensi dasar. Pada siklus kedua, soal dibuat oleh guru yang selanjutnya dijadikan acuan dalam penilaian juga perbaikan.
2.      Lembar Observasi
Lembar observasi terdiri atas observasi aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran dalam strategi kooperatif. Indikator yang digunakan untuk mengetahui bahwa model kooperatif tersebut menjadikan siswa aktif dan senang adalah; (1) siswa berani bertanya, (2) siswa berani mengemukakan pendapat, dan (3) siswa berani mempertanyakan gagasan pada orang lain.

D.    Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi dan penilaian hasil belajar. Secara rinci cara pengumpulan data dan analisis data sebagai berikut :
1.      Data hasil observasi untuk mengetahui seberapa jauh siswa merasa senang mengikuti kegiatan dalam “strategi kooperatif” diperoleh dari pengamatan melalui catatan guru dan format observasi. Hasil observasi dianalisis prosentase yang dihasilkan, dibandingkan antara siklus I dan siklus II.
2.      Data hasil belajar dikumpulkan melalui hasil koreksi uji kompetensi setelah mengikuti pembelajaran “strategi kooperatif“. Hasil belajar tersebut dianalisis dengan cara dicari nilai rata-ratanya dan dibandingkan antara siklus I dan siklus II.




 
E.     Indikator Keberhasilan
Sesuai dengan tujuan penelitian, indikator keberhasilan dalam kegiatan PTK ini adalah meningkatkan aktifitas dan hasil belajar Matematika siswa Kelas V SDN IV Besuki. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan aktivitas dan hasil belajar dari dua siklus yang dilakukan.






 
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.    Deskripsi Per Siklus
1.      Pra Tindakan
Dalam pembelajaran matematika pada materi volum kubus di SDN IV Besuki diawali dengan pra siklus. Pra siklus ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran dan pengetahuan kondisi siswa dan sebagai pembanding pada tahap siklus I dan siklus II. Pada kegiatan ini, guru melakukan pembelajaran seperti metode ceramah.
          Dalam menyampaikan materi pelajaran, guru lebih banyak berceramah sedangkan siswa hanya mendengarkan. Setelah selesai menjelaskan guru menyuruh siswa mengerjakan soal-soal dari buku pelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi pelajaran yang diajarkan. Siswa secara bergantian membacakan soal beserta menuliskan jawabannya dipapan tulis. Jika jawaban salah, guru langsung membetulkan sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran guru lebih aktif dari siswa, sedangkan siswa lebih banyak diam dan mendengarkan saja. Kegiatan pembelajaran terlihat sangat membosankan, sehingga hasil belajar siswa kurang memenuhi standar yang telah ditetapkan.

2.      Siklus Pertama (1)
1)      Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini guru memandang bahwa latihan soal yang biasanya dilakukan masih kurang memberikan nuansa menyenangkan bagi siswa dalam belajar dan kurang dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu dirancanglah model pembelajaran “strategi kooperatif“ yang diduga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Adapun perencanaan tindakan adalah sebagai berikut :
a.       Guru menyusun rencan pelaksanaan pembelajaran terkait dengan “strategi kooperatif”.
b.      Menyusun soal berdasarkan indikator dan kompetensi dasar yang telah dipelajari.
c.       Menyusun lembar observasi untuk mengetahui proses berlangsungnya pembelajaran “strategi kooperatif“.
d.      Melaksanakan pembelajaran “strategi kooperatif“ sesuai dengan rencana dalam RPP.
e.       Setelah selesai melakukan pembelajaran “strategi kooperatif“ pada pertemuan berikutnya dilakukan uji kompetensi.

2)      Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pemberian tindakan dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu tahap pelaksanaan dan pembahasan soal. Secara rinci jalannya pelaksanaan sebagai berikut :
a.       Siswa dijelaskan tentang cara melakukan pembelajaran “strategi kooperatif“ agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya.
b.      Kelas diatur sedemikian rupa sehingga dalam KBM berjalan dengan lancar dan tertib.
c.       Dalam pembelajaran “strategi kooperatif“ , siswa di ajak dalam penggunaan media yaitu kubus.
d.      Kemudian guru menjelaskan dan memberi petunjuk dalam penggunaan media kubus .
e.       Siswa diajak aktif dalam pembelajaran ini.
f.       Setelah itu guru mencoba memberikan tugas kepada siswa dengan mebentuk kelompok kecil.
g.      Siswa dituntut bisa berkomunikasi dengan teman-temannya dan menemukan jawaban dari tugas yang diberikan guru.



 
3)      Tahap Observasi
Tahap observasi ini dilaksanakan bersamaan dengan melakukan implementasi tindakan. Pada tahap ini guru mengamati jalannya kegiatan pembelajaran “strategi kooperatif“. Ada tiga data observasi yang diperoleh melalui pengamatan siklus yaitu (1) catatan hasil observasi, (2) catatan bebas hasil pengamatan, (3) analisis hasil kompetensi.
Selama proses tindakan pada siklus diperoleh data penunjang antara lain sebagai berikut:
a.       Siswa masih merasa kesulitan untuk mengerjakan soal.
b.      Suasana kelas  terlihat masih tegang karena anak-anak tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal.
c.       Beberapa siswa belum tuntas untuk menyelesaikan soal karena waktu yang sudah habis.
d.      Banyak usulan dari siswa antara lain kurangnya waktu mengerjakan soal.
e.       Ketika pembahasan soal, siswa banyak yang masih enggan untuk bertanya, menjawab, atau menanggapi pendapat temannya.

4)      Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pada akhir siklus 1 telah diperoleh gambaran bahwa siswa sudah sedikit merasa senang mengikuti pembelajaran “strategi kooperatif“ dibandingkan dengan latihan soal yang biasa dilakukan. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat permasalahan antara lain :
·         Suasana kelas masih terkesan formal dan kaku karena masih duduk dibangku dan didalam kelas. Oleh karena itu perlu diluar ruangan.
·         Untuk memotivasi aktivitas siswa, ada suasana yang lain. Misalnya disiklus berikutnya guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa yang berani mengemukakan pendapat.



 
3.      Siklus II
1)      Tahap Perencanaan Tindakan
Pada siklus II ini tindakan dilaksanakan berdasarkan refleksi dari hasil siklus pertama. Berdasarkan hambatan terjadi pada siklus I yaitu anak kesulitan dalam pemahaman volum kubus. Maka dirancanglah hasil refleksi pada siklus I.
a.       Merancang skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
b.      Siswa menyusun soal seperti pada siklus I.
c.       Merancang skenario tempat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran yang lebih mengenangkan.
d.      Menyusun lembar observasi untu mencatat kejadian selama kegiatan tindakan pada siklus ke 2.

2)      Tahap Pelaksanaan Tindakan
Siswa melakukan pembelajaran strategi kooperatif sesuai dengan rencana tindakan siklus kedua. Tindakan pada siklus kedua adalah sebagai berikut:
a.       Siswa dijelaskan tentang cara melakukan penbelajaran strategi kooperatif  agar tidak terjadi kesulitan dalam pelaksanaan.
b.      Kelas diatur sedemikian rupa sehingga dalam KBM berjalan dengan lancar dan tertib.
c.       Dalam pembelajaran strategi kooperatif siswa diajak dalam penggunaan media yaitu kubus.
d.      Guru menjelaskan dan memberi petunjuk dalam penggunaan media kubus.
e.       Siswa terus diajak aktif dalam pembelajaran diri.
f.       Guru memberikan tugas kepada siswa dengan membentuk kelompok.
g.      Pada akhir pembelajaran guru memberikan tugas mandiri dirumah.



 
3)      Tahap Observasi
Tahap observasi ini dilaksanakan ketika menyusun soal, umplementasi pembelajaran strategi kooperatif dan tahap pembahasan soal. Pada tahap ini guru mengamati jalannya kegiatan pembelajaran. Secara proses  tindakan pada siklus kedua diperoleh gambaran sebagai berikut :
a.       Selama proses diluar ruangan, siswa lebih mudah memindahkan kartu soal karena alur pergiliran soal lebih mudah dipahami.
b.      Suasana luar ruangan membuat siswa terlihat lebih senang dan santai.
c.       Ketika pembahasan soal, sebagian besar siswa merasa lebih senang.

4)      Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil penngamatan pada akhir siklus II telah diperoleh gambaran bahwa siswa sudah merasa senang dan berhasil mencapai standar ketuntasan minimal.
Denang data tersebut dirasakan bahwa tujuan penelitian sudah tercapai pada siklus kedua. Oleh karena itu, peneliti memutuskan penelitian ini berakhir pada siklus kedua.



 
B.     Hasil Penelitian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Pemahaman Volum Kubus pada Siswa Kelas V SDN IV Besuki, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung
1.      Data proses pembelajaran siswa pada tahap pratindakan sampai siklus II.
No
Nama Siswa
Data Proses Kegiatan Pembelajaran
Skor Yang Diperoleh
Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
1
Mohamad Davi Saputra
55,5
55,5
55,5
2
Nadila Ayu Saputri
55,5
66,6
66,6
3
Leoni Wijayanti
66,6
66,6
77,7
4
Septian Dwi Nurcahyo
55,5
55,5
66,6
5
Eli Endah Cahyani
66,6
77,7
77,7
6
Handoko Murti
55,5
55,5
66,6
7
Ridwan Amanda Darma D.
66,6
66,6
77,7
8
Endah Tri Wahyuni
66,6
77,7
88,8
9
Renita Argin Puspita
66,6
66,6
77,7
10
Ilo Sukma Augusta
55,5
66,6
66,6
11
Dani Suganda
55,5
55,5
66,6
12
Rio Irvan Gunawan
55,5
55,5
55,5
13
Mega Tri Rahayu
66,6
66,6
77,7
14
Febri Purwanti
55,5
55,5
66,6
15
Andi Saputra
55,5
66,6
66,6
16
Fitria Eka Sulistyawati
66,6
77,7
88,8
17
Anggih Dwi Saputra
55,5
66,6
77,7
18
Yayuk Wulandari
66,6
66,6
66,6

Jumlah
1098,9
1165,5
1287,6

Rata-Rata
61,05
64,75
71,53



 
Diagram Skor Per Siklus


 












2.      Data hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran pada tahap pra tindakan sampai siklus II
No
Nama Siswa
Data Proses Kegiatan Pembelajaran
Skor Yang Diperoleh
Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
1
Mohamad Davi Saputra
55
60
60
2
Nadila Ayu Saputri
60
60
70
3
Leoni Wijayanti
60
65
70
4
Septian Dwi Nurcahyo
50
50
60
5
Eli Endah Cahyani
65
70
80
6
Handoko Murti
50
50
55
7
Ridwan Amanda Darma D.
55
60
65
8
Endah Tri Wahyuni
60
60
70
9
Renita Argin Puspita
50
55
65
10
Ilo Sukma Augusta
55
60
60
11
Dani Suganda
50
50
55
12
Rio Irvan Gunawan
50
55
60
13
Mega Tri Rahayu
60
60
70
No
Nama Siswa
Data Proses Kegiatan Pembelajaran
Skor Yang Diperoleh
Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
14
Febri Purwanti
55
60
60
15
Andi Saputra
55
55
65
16
Fitria Eka Sulistyawati
65
75
80
17
Anggih Dwi Saputra
50
60
65
18
Yayuk Wulandari
60
60
60

Jumlah
1005
1065
1170

Rata-Rata
55,83
59,16
65,00






C.    Pembahasan Kegiatan dan Hasil Belajar Pembelajaran Matematika Kelas V Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di SDN IV Besuki
1.      Pra Tindakan
Selama proses kegiatan pembelajaran pada tahap pra tindakan, masih banyak siswa yang memiliki skor dibawah rata-rata. Skor rata-ratanya 61,05. Siswa yang mendapat skor 55,5 ada 9 anak. Jumlah siswa yang mendapat skor 66,6 ada anak 9 anak. Sedangkan untuk menilai hasil belajar rata-ratanya 55,83. Dari hasil belajar siwa, terdapat 11 anak yang masih berada dibawah KKM. Ini berarti 70% yang belum tuntas dalam pembelajaran Matematika.

2.      Siklus I
Pada siklus I, skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 64,75. Siswa yang mendapatkan skor 55,5 ada 6 anak, yang mendapatkan skor 66,6  ada 9 anak, sedangkan yang mendapat skor 77,7 ada 3 anak. Pada tahap siklus I hampir senua siswa mendapatkan skor diatas skor rata-rata kelas. Untuk nilai hasil belajar siswa juga meningkat yaitu dengan rata-rata 59,16 yaitu 6 anak yang belum tuntas . Ini berarti 30% siswa yang masih mendapatkan nilai dibawah KKM.

3.      Siklus II
Perolehan skor rata-rata pada siklus II adalah 71,53. Hanya 2 anak yang mendapatkan skor 55,5. Hal ini membuktikan bahwa keaktifan siswa dapat meningkat dan hasil belajar siswa juga meningkat yaitu dengan rata-rata 71,53. Dari rata-rata tersebut hampir semua siswa telah tuntas, karena nilai siswa berada diatas standar KKM yaitu 60.
Dari uraian diatas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kegiatan pembelajaran siswa pada pelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari sikap dan nilai siswa yang meningkat. Pada kegiatan prasiklus, siswa masih pasif dan nilai yang rendah. Setelah diterapkan strategi kooperatif nilai siswa lebih meningkat. Ini dapat dilihat pada hasil belajar siswa mulai dari pratindakan sampai pada siklus II






BAB V
PENUTUP


Bertitik tolak dari hasil penelitian dan pembahasannya sebagaimana diuraikan pada bab IV,dalam Bab Penutup ini dikemukakan kesimpulan dan         saran berkaitan dengan penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran Matematika dikelas V SDN IV Besuki Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung.

A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab awal sampai akhir, maka peneliti dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut ini:
1.      Peningkatan aktifitas belajar Matematika tentang volum kubusdengan menggunakan metode kooperatif model Jigsaw.
a.       Bahwa dalam rangka penguasaan siswa dalam mata pelajaran matematika khususnya dalam materi pemecahan soal yang menyangkut volum kubus, harus selalu dilaksanakan secara berulang-ulang melalui proses pemberian contoh dan banyak latihan menjawab soal, sehingga para siswa memahami cara dan langkah menyelesaikan soal tersebut.
b.      Perlunya peningkatan pemahaman dasar volum kubus kepada siswa agar mudah dalam proses menyelesaikan soal yang menyangkut volum kubus.
c.       Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Matematika maka perlu adanya motivasi kepada siswa tentang manfaat ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari.

2.      Peningkatan hasil belajar Matematika tentang volum kubus dengan metode kooperatif model Jigsaw.
Berhubungan dengan peningkatan hasil belajar Matematika tentang volum kubus melalui penerapan metode kooperatif model jigsaw yang telah diuraikan pada bab terdahulu diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a.       Peningkatan hasil belejar matematika tentang volum dapat diperoleh hasil perolehan nilai rata-rata tahap-tahap demi tahap yaitu 30% pada tahap tindakan awal menjadi 70% pada siklus I kemudian meningkat menjadi 95% pada tindakan siklus II.

B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika ada beberapa hal yang dapat dijadikan saran, diantaranya sebagai berikut;
1.      Mengadakan persiapan untuk melaksanakn pembelajaran baik itu rencana pembelajaran, sarana dan prasarana, media yang mendukung pembelajaran pengaturan dan pengelolaan kelas dan penguasaan materi.
2.      Untuk meningkatkan pemahaman siswa dan materi, sebaiknya frekuensi latihan soal semakin diperbanyak agar anak-anak terampil dalam penguasaan materi.





DAFTAR PUSTAKA


Andayani, 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta. Universitas Terbuka.

Wardani, I.G.A.K. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka.

Muhsetyo, Gatot. 2009. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta. Universitas Terbuka.

Wardani, I.G.A.K. 2009. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta. Universitas Terbuka.

Moedjiono. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.




LAMPIRAN-LAMPIRAN




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PRA TINDAKAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran         : Matematika
Kelas / Semester      : V / I
Waktu                      : 2 x 35 Menit (1 x Pertemuan)
 


I.                STANDAR KOMPETENSI
Menghitung volum kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

II.             KOMPETENSI DASAR
Menghitung volum kubus.

III.          INDIKATOR
·         Mengenal rumus volum kubus
·         Mengenal satuan volum
·         Menghitung volum kubus

IV.          TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai pembelajaran diharapkan siswa mampu :
·         Mengenal rumus volum kubus
·         Mengenal volum kubus
·         Menghitung volum kubus
·         Menyelesaiakan maslah sehar-hari yang berhubungan dengan volum kubus.


DAN SETERUSNYAAA.............

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

back


Pantes PromosiIndo Keris GallerySFI Post BlogIndo Permata GalleryIndo Auto Backlinkfreebanner4uIndo Link ExchangeKedatom TubansatriopiningitPantes BakerySERBA SERBIProlingkungan Link ExchangeIndo Keriskatamutiara4uBisnis Pantesbloggratiss4uBonsai TubansangrajamayaTuban BonsaiWARGA BISNISInvestasi TubanbertaubatlahTuban Bumi Walifreebacklinks4uTuban_BatikiklanwargaTuban Dalam AngkasurgalokaPDRB TubansehatwalafiahSLHD_TubaniklansahabatTuban Dalam GambarSERIBU KAWANiklanseribuiniinfo4useribusayangSENI LUKISTEMPLATE GRATISAGUS FAUZY4905GOBLOGANEKA VIDEOFECEBLOG 4UIsurgawebbabulfatahbacklinkgratis4uBUSANA MUSLIMseribukatamutiaraText Backlink ExchangesmajelisrasulullahSERIBU KAWANText Backlink ExchangeSistema Enlaces Reciprocosbedava - Free Backlink - www.linkdevi.combedava - Free Backlink - www.v8link.com